Laman

Lihat Diri Sendiri

Setelah beberapa tahun membina rumah tangga, sepasang pasutri mulai dihadapkan pada sebuah masalah. Sang suami merasa ada masalah dengan istrinya. Ia mengira istrinya sudah tuli karena setiap dipanggil istrinya tidak mau manyahut.
Sang suami pun pergi ke salah satu seorang teman yang seorang dokter untuk berkonsultasi. Temannya itu memberi nasihat, "Coba nanti di rumah, kira-kira dari jarak lima meter, panggillah istrimu!". Sang suami bertanya, "Apabila istriku tidak menyahut, apakah itu berarti dia benar-benar telah tuli?". "Belum tentu. Kalau dari jarak lima meter tidak menyahut, mendekatlah lagi hingga berjarak tiga meter". Lalu sang suami bertanya lagi "Kalau ternyata masih tidak menyahut, gimana?". "Mendekatlah lagi satu meter, kalau sampai sedekat itu dia belum menyahut, kemungkinan istrimu memang tuli".

Keesokan harinya, sang suami mempraktekkan nasihat temannya. Dalam jarak lima meter dari istrinya yang sedang memasak di dapur, dia berseru, "Hai Sayang, sedang masak apa sih?". Tetapi dia tidak mendengar jawaban istrinya. Sang suami menjadi was-was, jangan-jangan istrinya memang tuli. Kemudian dia mendekat lagi tiga meter, dan dipanggilnya istrinya itu, "Hai Sayang, sedang masak makanan kesukaanku ya?". Ternyata tak terdengar jawaban istrinya. Akhirnya, sang suami tidak sabar dan mendekat lagi sambil berteriak kencang, "Hai Sayang, sedang masak apa?".
Dengan muka memerah, sang istri menoleh dan berkata, "Kamu ini ada apa? sudah tiga kali aku bilang kalau aku memasak sayur sop, masih bertanya!" Sangat mungkin, kesalahan ada pada diri kita sendiri, tetapi mayoritas kita sulit menyadarinya, sebagaimana sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa "gajah di pelupuk mata tak tampak sedangkan semut di seberang lautan kelihatan".
Terlalu sulit untuk mengendalikan orang. Menyuruh mereka berbuat sesuai dengan pendapat dan keinginan kita. Mereka harus begini, tak boleh begitu, dan seterusnya. Mungkin, lebih mudah kita mengendalikan diri sendiri. Kita bisa menyuruh diri kita sendiri begini dan begitu.
Si gula tidak pernah menyuruh semut-semut untuk mendatanginya. Atau bunga tidak harus memaksa si kumbang menghisap madunya. Si gula cukup membuat dirinya manis, sehingga dengan senang hati para semut mendatanginya. Dan, si bunga cukup membuat dirinya menjadi wangi agar para kumbang "meminangnya".

oleh : Mustamir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar